CAHAYASIROH.COM

Rabu, 24 November 2010

DARI NABI UNTUK ANAK INDONESIA



Mendapatkan pahala tanpa batas
            Sobat siroh, tak terbayangkan jika kita mendapatkan sesuatu tanpa batas. Mendapatkan rumah, mobil, uang jajan, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya tanpa batas. Mau di taruh dimana semuanya?. Tapi kesemua itu kita dapati penuh keterbatasan. Postur tubuh kita tanpa batas ? wow apa jadinya. Seorang Nabi Adam as saja manusia tertinggi di dunia yang diciptakan Allah pertama kali, tingginya tetap ada batasannya. Segala sesuatu tidak akan mungkin melampaui batas. Karena batas merupakan aturan baku agar tidak berlebih-lebihan. Jika berlebih-lebihan hidup kita akan mendapatkan bencana. Namun, sobat siroh untuk hal yang satu ini diperbolehkan kita untuk berlebih-lebihan. Artinya, kita dapat melampaui batas dan tidak mendapatkan bencana. Yaitu : mendapatkan pahala tanpa batas.   
            Sobat siroh, kalimat judul di atas adalah merupakan kalimat langsung yang disampaikan Allah dalam firmannya Q.S Az Zumar ayat 10 :
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (QS. 39:10)
            Jadi, agar kita mendapatkan pahala tanpa batas kita harus menjadi orang yang bersabar. Bila malaikat pencatat kebaikan akan membalas amal yang dilakukan manusia mulai dari 10 kali lipat hingga 700. Maka balasan yang akan diterima oleh orang yang bersabar dari Allah Swt adalah begitu banyak dan tanpa batas. Dahsyat !!!
            Sobat siroh, jika ditulis dalam bentuk rumus bisa seperti ini, Sabar = mendapat pahala tanpa batas. Di dalam ilmu matematika, tanda sama dengan dapat merubah posisi karena kedua-duanya sama. Sehingga dapat ditulis Mendapat pahala tanpa batas = Sabar. Maka, sobat siroh kita harus mengetahui turunan dari Sabar.  Mari kita buktikan rumusnya….
            Nabi Saw mendefinisikan kesabaran sebagai cahaya. Ash Shabru Dhiyaa’ demikian beliau Saw sabdakan. Kesabaran adalah cahaya yang menerangi manusia dalam kegelapan. Kegelapan musibah yang mengguncang batin dan jiwa. Kegelapan dalam menempuh jalan kebenaran yang belum tertuntaskan. Itu semua dapat diterangi oleh cahaya kesabaran yang dapat menuntun manusia untuk keluar dari lorong kegelapan.
            Sobat siroh, terkadang kita keliru mengaplikasikan kesabaran. Sebagai contoh saat membawa motor, kita berteriak-teriak atas kesalahan orang lain karena menyerempet motor kita, setelah puas berteriak-teriak lalu kita mengelus dada sambil berbicara “ sabar-sabar…”. Atau ketika pekerjaan kita dikritik orang lain, kita mengeluh dengan teman sejawat, membuat tulisan di Facebook, curhat sana sini. Setelah puas mengeluarkan kekesalan kita, baru keluar kalimat “ Sabar-sabar…”. Nah sobat siroh, Sabar ini  merupakan pelajaran untuk sabar berikutnya. Sabar yang sesungguhnya adalah sabar pada saat kejadian atau dalam hadits nabi pada saat pukulan pertama. Sebagaimana kisah yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati seorang wanita yang sedang berada di sebuah kuburan, sambil menangis. Maka Rasulullah berkata padanya : “Bertaqwalah engkau kepada Allah dan bersabarlah”.
Maka berkata wanita itu : “Menjauhlah dariku, engkau belum pernah tertimpa musibah seperti yang menimpaku”, dan wanita itu belum mengenal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Lalu disampaikan padanya bahwa dia itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu ditimpa perasaan seperti akan mati (karena merasa takut dan bersalah.).
Kemudian wanita itu mendatangi pintu (rumah) Rasulullah dan dia tidak menemukan penjaga-penjaga pintu maka wanita itu berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku (pada waktu itu) belum mengenalmu, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :
Sesungguhnya yang dinamakan sabar itu adalah ketika (bersabar) pada pukulan (benturan) pertama”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari, 3/110-116 Dalam Bab Ziarah Kubur)
            Sobat siroh, jadi turunan rumus :  mendapatkan pahala tanpa batas = sabar. Maka sabar = pada saat pukulan ( benturan) pertama. Jadi bisa dikatakan untuk mendapatkan pahala tanpa batas kita harus bisa bersabar pada saat pukulan pertama. Begitulah cara Allah memberikan sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang Allah berikan mudah caranya tapi perlu berkarakter untuk aplikasinya. Yakni : Sabar, berlatih karakter sabar, karena sabar separuh iman…
Wallahu’alam

Senin, 22 November 2010

DARI NABI UNTUK ANAK INDONESIA


Mana dulu yang kupelajari ?
            Judul  di atas berupa pertanyaan yang pernah terucap dari diri kita tatkala, kita dibenturkan oleh sekian banyak ilmu yang kita pelajari. Ketika kita ingin memulai darimana kita belajar, saat itu pula pendapat dan masukan yang berbeda-beda dari setiap orang. Padahal waktu terus berjalan, semakin kita berlama-lama memilah dan memilih semakin sia-sia lah usia kita.
            Sobat siroh, banyak hal yang membuat kita menjadi bingung harus memulai dari mana kita belajar. Misalnya : visi yang pendek ( target hanya lapangan pekerjaan), mencoba-coba setiap pelajaran ( target hanya mengenal minat dan bakat yang bisa dikembangkan), suasana belajar HARUS FUN ( target mencari guru yang menyenangkan diri pribadi), dan sekian  banyak hal yang membuat kita BINGUNG…
            Tapi, apakah ada yang mempunyai kemantapan hati bahwa sebelum memulai belajar akan memahami terlebih dahulu bagaimana nabi belajar.  JAWABANNYA : “ADA”. Karena, Nabi diturunkan untuk memberikan pelajaran yang menyeluruh. Proses kelahiran Nabi sampai Nabi dipanggil kembali oleh Allah SWT semuanya penuh makna. Makna tersurat dan makna tersirat.
            Sobat siroh, untuk meyakini dan mengikuti bagaimana cara nabi belajar, diperlukan sebuah keimanan. Jika kita “BERIMAN KEPADA RASUL “  secara menyeluruh, maka kita termasuk IKHWANnya Rasul. Nabi tatkala bersama dengan para sahabatnya bersabda : “Aku ingin sekali bertemu dengan ikhwanku.” Para sahabat bertanya :” Bukankah kami ini ikhwanmu ?. Nabi bersabda :” kalian adalah sahabatku. Ikhwanku adalah orang yang BERIMAN kepadaku, tetapi mereka belum pernah melihatku” (HR. Ahmad dan Muslim)
            Sobat siroh, kita tidak pernah bertemu dengan Nabi. Tapi Nabi merindukan kita, jika kita BERIMAN kepadanya. Beriman bukan hanya lisan, beriman juga dengan perbuatan yang maksimal. Berarti, kalau kita ingin menentukan darimana kita belajar. Maka mari kita pelajari cara Nabi kita belajar.
            Sobat siroh, kita tidak terlambat untuk meyakinkan diri untuk belajar pada Nabi. Di usia berapapun kita, kalau sudah menyiapkan diri untuk belajar pada Nabi. PASTI BISA!!!
            Di zaman nabi sedikit sekali orang yang memulai hidupnya seperti khadijah ( istri nabi), Abu bakar asshiddiq, Utsman bin affan yang sudah baik dan langsung belajar kepada nabi dari awal. Misalnya : seorang sahabat nabi Umar bin khatab, 27 tahun hidup di masa jahiliyah dan pernah memusuhi nabi, amr bin jamuh 60 tahun menyembah berhala. Mereka semua sebagian kecil sahabat yang awal kehidupannya masih jahiliyah.
            Sobat siroh, tidak ada yang mustahil jika kita menanamkan “KEIMANAN”. Keimanan akan membantu kita menjawab pertanyaan, mana dulu yang kupelajari? Yang kupelajari adalah : “ BAGAIMANA NABI KITA BELAJAR”. Sobat siroh, segera cari hikmah kronologis rasul dengan mengkaji peta usianya… Wallahu’alam

Selasa, 16 November 2010

DARI NABI UNTUK ANAK INDONESIA

Tambahkan ilmu dan libatkan hati.

Sobat siroh, Ujian semester I sering kita hadapi. Ketika para guru sedang sibuk menyiapkan soal-soal dan latihan-latihan untuk kita. Kita sibuk belajar dan belajar untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. pertanyaannya, apakah sobat siroh sedang serius belajar ??? ;) he he he piss…
Keseriusan belajar merupakan kunci sukses kita untuk menjadi orang yang sukses di masa belia. Kita bisa belajar dari seorang imam syafi’i yang serius belajar dari Gaza ( palestina) sampai ke Makkah ( Arab Saudi). Ketidak mampuannya dalam memiliki alat tulis karena harta, ia antisipasi dengan tulang-tulang yang ia gunakan sebagai buku tulis. Ia tidak mau sedikitpun ketinggalan materi ajar yang diberikan oleh guru-gurunya.
Kita bisa belajar juga dari seorang sahabat rasul bernama Abdullah Bin Abbas, beliau adalah seorang sahabat Rasulullah yang alim dalam mentafsirkan Al-Qur`an, dan ahli dalam hadits, dimasa Rasul meninggal dunia beliau masih tergolong kanak-kanak yang baru beranjak remaja., hal ini membuat beliau bersungguh-sungguh untuk mencari ilmu dan hadits dari mulut-mulut sahabat yang ada, dan betul-betul menjaga waktunya untuk belajar. Abdullah bin abbas pergi ke rumah seorang Al-Anshor untuk menuntut ilmu, aku bertanya tentang orang tersebut, mereka menjawab beliau sedang tidur, maka aku ambil selendangku, kujadikan bantalku, kemudian aku berbaring untuk menunggu beliau bangun dari tidurnya, kemudian seorang Al-Anshor keluar dari rumah untuk shalat Zhuhur, kemudian berkata kepadaku: Sudah lamakah kau berada disini wahai anak paman Rasulullah SAW, aku menjawab : " sudah lama , beliau berkata : " kenapa kau lakukan seperti itu, kenapa tidak kau beritahu kepadaku tentang kedatangan mu ?, aku menjawab : " aku ingin engkau keluar untuk mengajarku setelah kau selesaikan semua keperluanmu".(Sunan Ad-Darimi).
Sobat siroh, seserius mereka kah engkau belajar ? Ayo, ucapkan dan lakukan “ saya siap serius belajar. Kalimat ini bukan hanya diucapkan saja tapi juga harus dilakukan. Karena Allah akan mengangkat derajat kita jika senantiasa memperbanyak ilmu. “ Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman diantara kalian dan orang orang-orang yang menuntut ilmu”(Q.S . Al Mujadilah :11).
Maka agar derajat kita diangkat oleh Allah, kita harus menguatkan hati dan mengaplikasikan diri untuk belajar dan terus belajar. Belajar menuntut ilmu tak kenal henti, belajar menguatkan mental agar tak tergoda hati.
Sobat siroh, kalimat belajar dan terus belajar bukan hanya sebatas memperbanyak kapasitas otak kita dengan ilmu-ilmu yang memadai. Tapi, kita perlu menyalakan hati agar dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang kita dapati dan terekam di dalam otak melibatkan hati. Bagaimana cara mengaplikasikan kecerdasan dengan melibatkan hati, mari kita belajar pada Rasul…
Sobat siroh, Rasulullah saat pertama kali menerima wahyu, beliau sering bertafakur di atas gua hiro. Di atas gua hiro, rasul dapat meihat langsung kehidupan masyarakat mekkah saat itu. Melihat kejahiliyahan masyarakat quraisy, rasul tergugah hatinya untuk memikirkan perilaku jahiliyah kaum quraisy. Ilmunya tidak rasul gunakan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan masyarakat. Rasul tidak ingin masuk syurga sendiri, tapi Rasul ingin mengajak kita ke syurga.
Nah, sobat siroh begitulah cara rasul melibatkan hati dalam mengaplikasikan kecerdasannya. Saat ini ada sebagian orang yang kesulitan melalui hidupnya dikarenakan keterbatasan kemampuan. Sulit berobat, sulit makan, sulit bertempat tinggal, sulit sekolah, sulit beribadah dengan nyaman, sehingga kebodohan yang menyelimuti mereka. Lalu, ketika kita termasuk orang yang belajar dan terus belajar kemanakah hati kita???
Sobat siroh, sudah saatnya kita belajar dan terus belajar, libatkan hati untuk beraplikasi, kuatkan mental agar kebal terhadap cobaan yang menggiurkan. Selamat datang generasi Nubuwwah….

DARI NABI UNTUK ANAK INDONESIA


 Ayah –Ibu maafkan kesalahan anakmu.
            Sobat siroh, coba mengingat-ingat dan membayangkan wajah orang tua kita. Ehm…setiap kita pasti berbeda komentarnya.  Ada yang mudah sekali mengingatnya atau ada yang sulit sekali mengingatnya. Penyebabnya pun beragam.
            Sobat siroh, berita dari media elktronik dan non elektronik tentang anak dan remaja banyak sekali. Dikala berita itu membanggakan anak dan remaja seperti dirimu, maka orang disekeliling yang mengetahuinya mereka memberikan komentar positif, minimal ada tarikan senyum mungil yang keluar tampak dari wajah mereka. TAPI!!!, kok masih ada saja berita yang MIRING tentang dirimu sobat siroh?
            Sobat siroh, sering mendengar dan pernah ikut serta bersama ortu di seminar, workshop tentang parenting?. Saat ini sedang menjamur dimana-mana, lho. Mereka semua membicarakan tentang masa depanmu, mereka khawatir dengan kondisi anak-anak dan remaja di zaman ini. Kondisi dimana  perilaku anak dan remaja cenderung nakal,  ini disebabkan karena pola asuh Orang tua. Sehingga, orang tua merasa bersalah terus terhadap pendidikan anak dan remaja.
            Oleh karena itu, kali ini penulis mengajak Sobat siroh berfikir positif kepada pengasuhan orang tua. Ketika Orang tua marah-marah, kita langsung berfikir positif pasti ada kebaikan untuk diri kita, begitu seterusnya. Saat kita ikut kesal, segera berdiam sejenak, beristghfar,ambil wudhu, membaca Alqur’an semampu kita.
Rasul, Nabi kita pernah memberikan teladan yang sangat luar biasa tentang berfikir positif.  Suatu hari ketika seluruh kafilah-kafilah Arab berkumpul di Makkah pada tahun-tahun pertama turunnya wahyu. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Rasulullah untuk menyampaikan risalah Islam kepada semua kafilah itu. Namun yang terjadi, mereka justru mencaci dan menyakiti Rasulullah, serta melumuri wajah beliau dengan pasir.

           Saat itu, datanglah malaikat ke hadapan Rasulullah, "Wahai Muhammad,(dengan perlakuan mereka ini) sudah sepantasnya jika kamu berdoa kepada Allah agar membinasakan mereka seperti doa Nuh –`Alaihi As-Salam—atas kaumnya." Rasulullah segera mengangkat tangan beliau.Tetapi yang terucap dalam doa beliau bukanlah doa kutukan, melainkan untaian maaf dan harapan bagi orang-orang yang telah menyakitinya, "Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku.Sesungguhnya (mereka melakukan semua ini terhadapku) hanya karena mereka tidak tahu. Ya Allah, tolonglah aku agar mereka bisa menyambut ajakan untuk taat kepada-Mu."
("Al-Ahadits Al-Mukhtarah,karya Abu `Abdillah Al-Maqdasi, 10/14).

            Pilihan beliau ternyata tidak salah. Tak lama setelah peristiwa tersebut, mereka yang pernah menyakiti beliau berangsur-angsur memeluk Islam dan menjadi Sahabat yang paling setia. Ini sesuai dengan ajaran Al-Qur'an, "Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat akrab." (Qs.Al-Fushilat: 34)
           Nah, Sobat siroh kisah di atas antara rasul dengan orang lain yang bukan bagian dari keluarga, tapi rasul menyikapinya dengan berfikir positif. Lalu bagaimana dengan kita kepada Ayah dan Ibu ? Sudah siapkah kita mengatakan sesering mungkin kalimat : “ Ayah ibu maafkan kesalahan anakmu”
            Agar lebih bersemangat lagi untuk berfikir positif dan bersegera senantiasa berperilaku baik ada satu kisah lagi, Sobat siroh pernah mendengar kisah Anas bin Malik yang pernah lupa menyampaikan amanah memberikan buah anggur kepada ibunya. Buah anggur tersebut di amanahkan langsung dari rasul untuk diberikan kepada ibunya. Tapi, Anas bin malik lupa memberikannya justru buah anggur itu dia makan. Ketika Rasul tahu, ia langsung menjewer telinga Anas bin Malik. Tapi apakah Anas bin malik ikut kesal ketika di jewer???Anas bin Malik berfikir positif terhadap tindakan rasul kepada dirinya. Bahwa menjaga amanah itu merupakan karakter iman yang harus dimiliki semua manusia. 10 tahun Anas bin Malik menjadi pelayan rasul, merelakan dirinya untuk melayani rasul tanpa di gaji uang. Membentuk karakter imannya semakin kuat, sehingga pantas rasul memberikan 4 do’a untuk dirinya. Do’a untuk usianya yang panjang, mempunyai anak dan cucu cukup banyak, menjadi orang yang kaya raya dan masuk syurga. Dan semua itu terbukti, Anas bin Malik wafat pada usia 103 tahun, anak cucunya 100 an. Meninggal di istana kota bashrah, dan setiap sahabat rasul di jamin masuk syurga.
            Sobat siroh ingin mendapatkan do’a itu keluar dari bibir mungil kedua orang tua kita????
Do’a yang tanpa batas dan pasti dikabulkan Allah SWT. Apakah Sobat Siroh mau? Sudah siap mengatakan dan sesering mungkin mengucapkan “ Ayah-Ibu maafkan kesalahan anakmu. Jika sudah siap, setelah membaca tulisan ini segera mencari orang tua segeralah minta maaf dan tunjukan selalu perilaku-perilaku positif. Sobat siroh, Terus sayangi Ortu ya…!!!  
             

DARI NABI UNTUK ANAK INDONESIA

Bermain bersamaku dong!!! :”kata kambing”.
 
             Sobat siroh, ekspresi sikapmu nampak terlihat alami saat bermain. Tersenyum dengan leluasa ketika ada yang menyenangkan, bersedih tanpa skenario saat mengharukan, marah melotot saat ada yang membuat kesal. Namun, seharusnya disetiap akhir dari permainan dapat melatih diri untuk berkarakter iman. Apakah bisa ?
Sobat siroh, tempat-tempat seperti apakah yang membuat kita senang untuk bermain?. Lalu apakah permainan yang kita lakukan itu melibatkan seluruh anggota tubuh ?. Kalau melibatkan seluruh anggota tubuh, ini merupakan tanda kita sedang belajar menambah keimanan. Apakah mungkin ?
Sobat siroh, bermainmu sekarang lebih banyak di ruang-ruang yang terbatas dengan sekat-sekat, mata dan jari jemari yang paling dominan dalam permainanmu. Anggota tubuh lainnya hampir diam membisu. Sedikit sekali interaksi dengan sobat-sobat yang lain. Sehingga emosi tidak muncul alami dari interaksi sesama makhluk hidup yang diciptakan Allah. Games online dan playStasion jadi teman bermainmu Apakah benar ?
Bermain bersamaku dong!!!, “kata kambing”, Kalimat yang tersirat dari kebiasaan Nabi kita saat melalui masa-masa hidupnya. Dalam sejarah, hampir semua nabi dan para sahabat masa kecilnya menggembala kambing. Artinya, waktu-waktu bermainnya ada yang bersama kambing. Ada kesabaran, saat mengejar kambingnya terpisah dari kerumunan. Ada kejujuran saat memberikan makanan yang seharusnya kambing makan. ( Misal : rumput tidak mungkin diganti dengan batu bata). Ada kepemimpinan saat mengatur kambing untuk tetap mengkuti sang penggembala. Juga, seluruh fisik terlibat. Dari menggembala kambing, Kita belajar karakter iman sekaligus kita menjaga fitrah tubuh untuk terus bergerak.
Sobat siroh, Seharusnya setiap permainan yang kita lakukan BISA melatih karakter iman. Dari kambing yang biasa digembala oleh nabi , merupakan pesan untuk anak-anak dan remaja kembalilah pada permainan yang melibatkan seluruh fisik. Ketika ada konflik dengan teman, saat itulah kita belajar mengendalikan emosi. Ketika ada kemenangan saat bermain, saat itu juga kita berbagi kegembiraan dengan teman-teman yang lain.
Sobat siroh, seharusnya saat ini sangat MUNGKIN untuk memulai kembali bermain seperti nabi. Bermain di alam terbuka, dengan binatang ternak yang digembala, melibatkan Makhluk hidup secara nyata. Ketika alam ini ingin memberitahukan tentang ilmu baru. Maka, diri kita akan langsung merasakan dengan menyentuh alam ini. Karena kita punya panca indera. Panca indera membantu kita untuk berkarakter iman.
Sobat siroh, Mudah-mudahan TIDAK BENAR waktu kita habis di games online dan playstasion. Sehingga terus bermain bersama teman-teman dan juga kambing. Mari kita belajar pada nabi kita, yang semasa kecilnya adalah “Penggembala kambing”.
Sobat siroh, momentum mendekati idul adha ini cobalah kita cermati, ada apa dengan kambing. Kenapa kambing menjadi binatang favorit nabi untuk digembala? Apakah ada pelajaran yang tersirat dari gerak-gerik kambing? Pergilah ke jalan-jalan menuju lokasi penjualan kambing qurban. Dengarkan suaranya…mmmbeeee….mmmbeeeee…mmmbeeee ( artinya : “main bersamaku dong!!!)
Wallahu’alam

DARI NABI UNTUK ANAK INDONESIA


5 JARI TANGAN
            Sobat siroh, ketika membaca tulisan ini konsentrasikan pada lima jari kita. 5 jari yang mengisyaratkan makna. Makna yang tersimpan jika dikepalkan , dibuka, ditutup, dan dibolak-balik. Inspirasi 5 jari menjadi bahan pengingat dan penyemangat untuk berbuat . karena ternyata ada Nabi dan khulafaurasyidin di 5 jari kita.
            Sobat siroh, cobalah perhatikan :
1. jari tengah, ukurannya lebih panjang dari jari-jari lainnya. Ukuran yang lebih panjang dan berada ditengah merupakan symbol seseorang idola yang keilmuwannya lebih tinggi dan mau berada ditengah-tengah. Nabi Muhammad SAW, seorang nabi yang tak diragukan lagi keilmuwannya dan pernah menjadi penengah ketika kaum quraisy berebut peletakkan batu di ka’bah (hajar aswad). Nabi, memberikan inspirasi dan solusi disetiap permasalahan umatnya. Bukan hanya permasalahan negara, politik, ekonomi, dan segala macam pelak pelik kehidupan orang tua. Tapi sangat serius mengurusi anak-anak dan remaja.
            Contoh sederhana, ketika nabi memberikan kepercayaan anak-anak muda untuk ikut berperang yang saat itu usia mereka antara 18 – 25 tahun. Bahkan diantara mereka diamanahan untuk memimpin pasukan. Maka pantaslah kalau nabi Muhammad SAW kita posisikan menjadi idola yang paling tinggi dari idola lainnya. Nabi pun dengan bijak memberikan pencerahan dan penengah ketika sekelompok umatnya iri terhadap umat yang lain karena masalah harta di perang Hunain. Maka,sobat siroh ada nabi di jari tengah.
2. Jari manis, ukurannya lebih pendek dari jari tengah berdekatan langsung dengan jari tengah. Jari manis, merupakan symbol sahabat yang manis jika berucap, penyejuk hati jika berbuat. Orang yang pertama kali membenarkan perjalanan nabi isro dan mi’raj adalah Abu bakar ra. Kalimat pembenarannya menjadi pemanis untuk nabi. Abu bakar ra, sahabat yang menggantikan nabi menjadi khalifah pertama. Sahabat yang lebih mementingkan keselamatan Nabinya saat bermalam di gua tsur perjalanan hijrah. Hari-harinya Abu Bakar senantiasa menjadi pemanis bagi nabi.
Belajar langsung dari Abu bakar ra, belajar menjadi seorang sahabat yang meneruskan risalah perjuangan, merelakan jiwa dan raga untuk menjadi pemanis nabi dan umatnya. Maka, sobat siroh ada Abu bakar ra di jari manis.

3. Jari telunjuk, berkarakter tegap dan lurus. Sering digunakan sebagai tanda untuk menunjuk arah jalan, untuk bertanya, dan menyatakan kehadiran ketika dipanggil namanya. Lebih menarik lagi jari telunjuk digunakan sebagai tanda tahiyatul setiap ibadah sholat. Karakter Umar bin khatab ra, cocok disimbolkan pada jari telunjuk. Berani berbuat tegas dan lurus ketika menemukan kebenaran. Jari telunjuk digunakan sebagai tanda perintah saat seorang pemimpin memerintah.
     Begitulah seorang Umar yang sekali perintah dapat mengembangkan sayap-sayap dakwahnya. Aplikasi  nyata dari ajaran Nabi tampak pada diri Umar. Pantas, Umar pernah disebut oleh Rasul,” Jika ada Nabi setelah Nabi Muhammad dialah Umar” Ketika perluasan wilayah pemeluk Agama islam belum luas di zaman nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar ra, di Zaman Umar lah yang dapat memperluas wilayah pemeluk Agama Islam. Semua titik-titik yang di tunjuk Umar untuk dikuasainya hampir semuanya terkuasai. Umar pun pandai menunjuk orang-orang yang membantu pemerintahannya.  Maka  cermatilah sahabat siroh ada Umar bin khatab ra di jari telunjuk.

4. Jari jempol, lebih gemuk dari jari-jari lainnya sering dijadikan symbol setuju dan rasa suka oleh setiap manusia. Jempol menganalogikan kehidupan yang penuh kemewahan, ada senyum yang terpancar ketika kita berkata “oke” dengan mengacungkan jempol. Bentuknya yang gemuk sebagai simbol tidak adanya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan, seperti makan dan minum. Karakter jari jempol bisa disebut karakter orang yang bergelimang harta. Sahabat yang secara nasab sudah kaya raya dan dipilih menjadi khalifah, ialah Utsman bin Affan ra.
Sahabat yang rela dirinya syahid demi melindungi keluarganya agar selalu dekat pada Allah SWT. Sahabat yang bukan menjadi kaya saat memimpin, tapi sebelum memimpin sudah kaya. Bahkan dengan kekayaannya tidak ia pergunakan untuk menjual keimanannya, justru ia mengorbankan seluruh harta untuk agama, bahkan jiwanya. Di akhir hidupnya ia syahid. Maka, renungkanlah sobat sioh ada Utsman bin Affan ra di jari jempol kita.
5. Jari kelingking, bentuknya kecil mungil, lebih kecil dari jari-jari yang lain. Sering digunakan oleh anak-anak meminta maaf kepada temannya ketika berkelahi. Ilustrasi bentuk yang kecil mengibaratkan seorang Khalifah selanjutnya yakni Ali bin abi thalib, sahabat nabi yang memeluk agama islam dalam usia yang sangat muda. Sahabat nabi yang baik hati pada fakir miskin saat dalam kehimpitan rezeki, sahabat nabi yang haus akan ilmu dari usia muda. Motivasi untuk sukses di usia belia dapat kita tiru dari seorang sahabat nabi Ali bin Abi thalib ra. Akhirnya sobat siroh juga ada Ali bin abi thalib di jari kelingking.

Sobat siroh, terus mengisi hidup ini seperti yang dilakukan Nabi. Ilustrasi jari menguatkan kita selalu menjadikan Nabi sebagai solusi hidup. Angkat tangan kanan kalian. Kepalkan, bayangkan mengepal semangat nabi dan khulafaurasyidin. Lalu teriakkan semangat “ Allahu akbar”. Nah, sobat siroh sekali waktu kita lalai kepada nabi kita maka kembalilah segera!!!                              

DARI NABI UNTUK ANAK INDONESIA

Salam hangat, salam awal, salam keterikatan, salam persaudaraan, SALAM SOBAT SIROH
Assalamu’alaikum wr.wb.
Inspirasi selalu ada, untuk anak-anak dan remaja. Inspirasi yang terucap dari kalimat-kalimat lisan. Inspirasi yang tertatap dari segala pandangan. Semuanya, dapat membolak-balikkan hati. SOBAT SIROH, mari kita belajar…

Idola segala zaman
Ups!! Sobat siroh, terkadang ucapan kita suka tidak terkontrol ya!. Kalau kalimat yang tak terkontrol itu adalah kalimat yang baik kita tidak akan khawatir, tapi kalau yang tak terkontrol itu adalah kalimat yang tak baik apa jadinya???.
Nabi kita Muhammad SAW, sering disebut-sebut Alqur’an yang berjalan. Aktifitas hidupnya penuh dengan pengawasan keimanan. Para sahabat nabi pun senantiasa terjaga aktifitas hidupnya dengan nilai-nilai Alqur’an. Mereka langsung belajar pada idola segala zaman.
Maka sobat siroh kita perlu belajar pada idola segala zaman. Ucapan alami yang baik akan muncul. Sebagai contoh : Seorang siswa SD kelas 1 dengan alaminya, pernah menutupi auratnya dengan plastik hitam pengganti kerudung dan kaos kaki panjang sebagai manset ( lengannya) saat kemping. Cerita lain, seorang anak laki-laki kelas 2 SD menyambung dua celana pendek untuk menutupi auratnya. Kedua celana itu dipakai dan menarik kebawah celana yang bagian dalam. Bahkan ditengah-tengah kerumunan suasana makan, seorang anak melihat gurunya memakan makanan yang terjatuh ke lantai. Ia refleks berkata : Memang nabi pernah makan makanan kotor?.
Alami berbuat dan berucap. Perbuatan dan ucapannya tanpa skenario. Sobat siroh, ingin seperti mereka?. Bagaimana caranya ?
1. Minta dan dengarkan orang terdekat untuk berkisah Idola-idola segala zaman ( Nabi, sahabat dan orang-orang terdahulu yang mengukir sejarah peradaban islam) setiap hari minimal 10 – 15 menit
2. Koleksi dan baca kisah-kisah nubuwwah yang inspiratif, lebih menarik jika mendekati dengan masalah kita dan bagaimana menyelesaikannya
3. Kuatkan rasa bangga pada hati dan diri kita terhadap idola-idola segala zaman.
4. Contoh dan tiru tingkah laku idola segala zaman.
Sobat siroh, Idola segala zaman perlu kita pelajari lebih dalam. Pastinya, cara belajarnya sesuai dengan gaya kita. Ketika kita kesulitan mencari sahabat, kita akan belajar bagaimana idola segala zaman bisa mempunyai sahabat. Ketika kita enggan menunjukkan potensi, kita akan belajar bagaimana sang idola segala zaman menunjukkan potensinya. Bahkan ketika sulit tersenyum kita belajar tersenyum dari idola segala zaman.
Idola Segala Zaman, siap jadi rujukan !!!