Berkisah saat ini merupakan kegiatan yang menjadi solusi yang efektif sebagai pengisi ruang-ruang kosong anak-anak saat melakukan aktifitasnya. Seringkali, berkisah dijadikan program unggulan di setiap lembaga jika mengadakan sebuah acara. Banyak hal penyebab berkisah dijadikan alternatif bentuk kegiatan untuk anak-anak. Antara lain :
ð Memberikan pesan bermakna yang sesuai dengan bahasa anak
ð Menyeimbangkan pengaruh negatif teknologi dengan kegiatan berkisah
ð Mengisi pemikiran anak dengan cerita-cerita bermakna
ð Menyampaikan pembelajaran dengan dunia anak, dll
Bahkan ketika kita melihat di jejaring sosial, ada sekumpulan orang dan individu memilih aktifitasnya menjadi seorang pengkisah, yang popular saat ini dengan sebutan pendongeng. Ternyata Berkisah dan mendongeng menjadi komoditi yang menarik buat orang-orang yang mempunyai kemampuan berkisah di depan banyak orang.
Maka, kini sudah banyak konsentrasi orang-orang dewasa kepada tumbuh kembang anak-anak bangsa saat ini. Namun, perlu kita cermati bersama bahwa berkisah itu bukanlah tugas segelintir orang saja dan juga pada segmen tertentu saja. Berkisah merupakan tugas seluruh manusia dan untuk seluruh manusia pula. Isyarat ini telah Allah gambarkan dalam surat Alfatihah. Surat yang menjadi rukun sholat. Jikalau kita tidak membaca surat Alfatihah, maka tidak sah sholat kita. Coba kita cermati di ayat-ayat terakhir. Ketika kita mengucapkan satu ayat yang artinya : “ Tunjukkan kami jalan yang lurus”. Kalimat permohonan dari kita saat sholat untuk meminta petunjuk jalan yang lurus. Maka di ayat berikutnya adalah jawaban : “ Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri ridho bukan jalan orang yang Engkau murkai dan sesat.
Pertanyaan pada diri kita seperti apakah orang-orang yang di beri Ridho oleh Allah, seperti apakah orang-orang yang di murkai Allah, seperti apakah jalan orang-orang yang sesat. Kita akan dapat mengetahuinya dari kisah-kisah orang-orang terdahulu. Seperti kisah Kaum ‘ad dan Kaum Tsamud yang di abadikan dalam Alqur’an. Dan banyak lagi kisah-kisah yang bertebaran di dalam Alqur’an sebagai inspirasi bagi kita bahwa Berkisah adalah tugas kita semua.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kita saat berkisah. tadabur firman Allah Q.S Yusuf ayat 111, memberikan beberapa syarat berkisah antara lain :
ð Hindari kisah fiktif.
ð Kisah membangun keimanan karakter iman.
ð Memberikan penjelas untuk segala sesuatu.
ð Memberikan petunjuk dan rahmat.
Lalu teknis apa saja yang perlu dipersiapkan dan kita miliki untuk menjadi seorang pengkisah, antara lain :
ð Maksimalkan Tubuh
ð Libatkan
a. Media
b. Orang lain
c. Lingkungan
d. Kesempatan emas
e. Pertanyaan terbuka
ð Fahami dan resapi kisah yang disampaikan
ð Senantiasa memantapkan iman.
a. Ibadah
b. Membaca dan mendengarkan kisah dari ahlinya
c. Berdo’a dan Mendo’akan
Perlu menjadi sebuah catatan, dahulu kala pendongeng atau pencerita menjadi orang yang sangat dibenci para ulama. Kenapa demikian, karena seorang pencerita dahulu kala, hanya menjadikan dirinya sebagai penghibur, seringkali improvisasi keluar dari konteks yang dibicarakan, tidak ada bedanya antara pelawak dan pencerita, mengeluarkan kalimat-kalimat berbohong yang mengatasnamakan ulama hadits dan ayat-ayat qur’an. Kita selaku pencerita adalah guru, yang senantiasa bertutur kata yang tepat dan tingkah laku yang teladan. Pencerita bukanlah menjadi selebritis saja tapi menjadi agen perubahan untuk anak-anak. Selamat, semoga kita menjadi orang-orang pilihan Allah menjadi agen perubah melalui kisah-kisah yang bermakna. Sampaikan lisan dengan hati yang mendalam, contohkan perilaku dengan teladan yang mapan.
Wallahu’alam…
-Kak Dodo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalamu'alaikum wr.wb
Salam Peduli pendidikan anak
Berikan tanggapan dan motivasi anda untuk kebaikan anak-anak