Mari kita awali tulisan ini dengan meresapi firman Allah surat Ibrahim ayat 37, yang artinya : “ Ya Allah, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah engkau ( baitullah) yang di hormati, Ya Allah ( yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah – mudahan mereka bersyukur”.
Firman Allah, di atas sebagai rujukan penulis tentang kekuatan SEKOLAH dalam pembentukan karakter. Karena Firman Allah subhanahuwata’ala surat Ibrahim ayat 37 adalah do’a Nabi Ibrahim alaihisalam kepada Allah subhanahuwata’ala tentang keputusannya memilih satu lokasi untuk anak dan istrinya, yakni berdekatan dengan Ka’bah. Padahal saat itu palestina yang merupakan wilayah tempat tinggal Nabi Ibrahim jauh lebih hijau dari lokasi Ka’bah. Atau kalau ia pindah ke mesir saja lebih sejuk dan segar dari lokasi Ka’bah. Kenapa Nabi Ibrahim memilih sebuah lembah yang tidak ada tanaman. Jawabannya adalah berdekatan dengan Baitullah ( rumah Allah), yang didalamnya PASTI ada pertolongan Allah terhadap pendidikan anaknya saat itu.
Nabi Ibrahim alaihisalam telah mengajarkan kepada kita bahwa memilih sebuah tempat tinggal yang sehari-harinya akan terjadi aktifitas dan pembentukan karakter kepada anak-anak bukanlah hal yang biasa-biasa saja. Tapi ini merupakan konsep yang luar biasa. Kalau dalam kondisi terkini lingkungan yang seperti apa yang cocok untuk anak-anak maka perlu dipikirkan dengan serius. Lingkungan yang terdekat setelah rumah adalah SEKOLAH…
Hampir setengah waktu anak -anak berada di sekolah. Sekolah merupakan kehidupan kedua setelah kehidupan rumah. Banyak hal selama di kehidupan kedua tersebut anak-anak belajar. Bahkan sering kita menemui, waktu pagi hingga sore hari dan dilakukan setiap hari kecuali hari libur, aktifitas lebih banyak dilakukan di sekolah. Sekolah merupakan wilayah terbesar yang ikut andil dalam pendidikan anak-anak. Sekolah mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa terhadap perkembangan karakter anak, setuju kah?
Setuju!!!, dan harus setuju ( paksaan tanpa tekanan J). Dikarenakan penulis seorang guru, penulis menemukan kejadian-kejadian yang ditemukan dilapangan. Mari kita cermati :
1. seorang anak yang datang dengan tubuh yang lesu sambil menguap menuju kelasnya hanya untuk menuju rumah keduanya ( sekolah), apa kalimat mereka: “ Uwaah ( sambil menguap) aku dari rumah jam setengah enam pak, aku di jemput pertama dari jemputan”. Dan ia bergegas menuju kelasnya dengan wajah yang LESU…
2. Seorang anak datang ke Sekolah dan berlari sambil berteriak memanggil gurunya, “ pak….bu…”, dan dengan cekatan celoteh kecil mengalir bercerita tentang pengalamannya kepada guru yang ditemuinya, saat itu guru bertugas menggerakkan kepalanya tanda serius mendengarkan cerita muridnya. Dan ia bergegas menuju kelasnya dengan wajah yang CERIA…
3. Seorang anak yang datang langsung menuju kebun sekolah ( area yang Penuh dengan tanaman) tanpa menegur gurunya yang sudah berada di depan kelas. Ketika ditanya: “ Lho, kamu mau kemana, nak?”. Jawabnya : “ tunggu dulu pak, aku mau cek tanamanku yang aku tanam kemarin?”. Atau ada sebagian anak ketika ditanya justru ia tidak menjawab dan asyik saja menuju kebun sekolah. Dan ia bergegas menuju kelasnya dengan wajah yang CUEK…
4. Seorang anak yang datang diantar oleh pembantu rumah tangga, seorang anak yang datang dengan sepeda mininya, seorang anak yang datang dengan orang tuanya, semua datang secara bergiliran di pagi hari. Dan anak-anak itupun ada yang bergegas menuju kelasnya dengan keunikan sikap…
Nah, kehadiran mereka beranekamacam sikapnya. Namun, mereka datang untuk menuju satu tempat yang sama. Yakni SEKOLAH. Mereka yang hadir dengan wajah yang kelelahan karena perjalanan menuju sekolah, maka SEKOLAH bertugas menyegarkan wajahnya. Mereka yang datang dengan berjuta cerita dan pengalamannya, maka SEKOLAH memasang telinganya untuk menjadi pendengar. Mereka yang datang dengan Menangis, maka SEKOLAH menjadi pengasuh untuk menenangkan hatinya. Jadi setiap anak yang hadir ke sekolah, maka SEKOLAH mendapatkan peran 100% mengotak – atik anak-anak tersebut.
Kata Otak atik bukan hanya digunakan pada saat mengerjakan bongkar pasang, mengerjakan rumus, memperbaiki kendaraan, dll. Tapi otak – atik juga digunakan oleh sekolah pada anak – anak. Sekolah punya hak 100% mengotak-atik anak saat di SEKOLAH.
PERTANYAAN BESAR ???, Apakah anak-anak kita sudah di otak – atik oleh Sekolahnya mengarah pada perilaku yang baik? Atau yang buruk?. Cara sederhana untuk mengidentifikasi Apakah anak – anak sudah di otak –atik sekolah dengan baik, adalah : Berapa banyak hal-hal positif yang dibawa anak-anak dari sekolah ke rumah. Maka, selaku orang yang terlibat langsung bersama anak –anak di rumah, penting sekali mencari hal-hal yang positif di bawa oleh anak dari SEKOLAH.
Namun, ketika semua sepakat bahwa SEKOLAH salah satu hal yang mempunyai kekuatan pada karakter anak – anak, maka akan muncul pertanyaan baru. Seperti apakah sekolah yang mempunyai KEKUATAN terhadap pembentukan karakter ?. Inilah peran orang tua yang sangat besar untuk memilih, menelaah dan memastikan SEKOLAH yang cocok untuk anak – anak, dengan kata lain orang tua pandai memilih LINGKUNGAN KEDUA (Sekolah) setelah LINGKUNGAN PERTAMA ( Rumah).
Akhir kata, marilah kita ciptakan dan temukan lingkungan SEKOLAH yang membantu anak –anak membentuk karakter positifnya. Belajarlah pada Nabi…
Selamat kepada orang tua yang bersiap-siap mencari SEKOLAH yang cocok untuk anak-anaknya. Selamat untuk SEKOLAH yang senantiasa menjaga kekuatannya untuk pembentukan karakter anak didiknya. …walahu’alam
-Kak Dodo-